Betara – Sejak Maret 2020 wabah Virus Corona ( Covid -19 ) mulai melanda Indonesia. Pemerintah menetapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai upaya untuk memutuskan mata rantai persebaran virus tersebut. Pembalajaran jarak jauh yang dilakukan secara online.
Menyiasati waktu luang selama PJJ pada masa pandemi Covid-19, Pak Sarwito guru SMAN 6 Tanjung Jabung Barat mengisinya dengan mengikuti pelatihan secara online. Baik pelatihan gratis maupun berbayar. Salah satu pelatihan yang dikutinya yang diselenggarakan Sekolah Menulis Wadas Kelir (SMWK). Beberapa kali pelatihan diikuti selama tahun 2020 dan telah menghasilkan tujuh buah buku antologi. “Lumayanlah untuk kelas pemula, walau masih berupa buku keroyokan tetapi tetap terbit ber-ISBN,” katanya. Alasan dirinya memulai menulis berawal dari keinginan untuk mengabadikan angan dan perasaan ke dalam sebuah karya agar bisa dinikmati dan bermanfaat bagi orang lain. Selain itu dirinya juga ingin memberikan teladan bagi anak didiknya agar giat berliterasi. “Kalau sekedar angan-angan tanpa di tulis, tidak mungkin menghasilkan sebuah karya. Sejati seorang guru harus memberikan contoh,” ujarnya.
Pertengahan bulan November 2020 beliau terpapar virus corona. Sebuah penyakit yang sangat ditakuti setiap orang pada saat ini. Walau kondisi sedang lemah di rumah sakit tidak mengurangi semangatnya. Ketika kondisinya mulai membaik, sebuah buku tulis dan pena menemaninya dikala sendiri di ruang isolasi. “Saya menjalani isolasi di rumah sakit selama 16 hari,” kata Pak Sarwito bercerita. Hanya sekali memposting kondisi sedang sakit di awal masuk rumah sakit. Selebihnya saya memposting atau promosi buku yang sedang proses penerbitan. Ketika ditanyakan apa alasannya. Beliau mengatakan kalau orang sedang sakit yang diperlukan adalah semangat untuk sembuh. “Menulis dapat memelihara semangat saya untuk kuat melawan sakit ini. Semangat untuk sembuh. Menang dalam melawan paparan Corona,” imbuhnya lagi.
Buku berjudul “Soal Ujian Dari Rumah Sakit“ merupakan buku tunggal pertama yang beliau tulis di tahun 2021. Buku ini berisi 25 cerita inspiratif yang merangkum pengalaman selama terpapar Covid-19. Pengalaman mulai sakit hingga sembuh. “Sengaja saya tulis dalam bentuk cerita inspiratif. Cerita yang sekilas mirip cerpen tetapi semua nyata bahkan hasil tes Swab dua kali yang menyatakan positif Covid-19 juga saya lampirkan dalam buku itu,” paparnya.
Ia berharap karyanya dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang Covid-19. Penyakit yang benar ada dan nyata. Covid-19 bukan penyakit aib. Penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Penyakit yang harus dilawan bersama. Mematuhi protokol kesehatan dan vaksinasi adalah ikhtiar kita. Selain itu beliau berharap karyanya dapat memotivasi dan membangkit semangat para siswa SMAN 6 Tanjung Jabung Barat untuk berkarya. “Menulislah mulai sekarang. Tidak ada kata terlambat, jangan takut tulisan jelek, dan jangan takut kehabisan ide. Di saat kita sudah niat untuk menulis, ide akan datang dan mengalir dengan sendirinya,” pesan Pak Sarwito.
Kepala SMAN 6 Tanjung Jabung Barat, Nur Ainun, S.Pd., M.M, mengungkapkan apresiasinya atas capaian salah satu guru SMAN 6 Tanjabbar. Hal ini sebagai bukti bahwa siapapun dan dalam kondisi apapun seseorang mampu berprestasi ketika ada kemauan dan kegigihan dari dalam dirinya. “Terus bergerak, berkreasi, dan berinovasi untuk SMAN 6 Tanjabbar. Terimakasih kepada pak Sarwito, atas persembahan karyanya. Semoga bisa menginspirasi dan memotivasi guru yang lain untuk berlomba-lomba menghasilkan sebuah karya”, tutur Nur Ainun. (buljam)